Sunday 11 February 2007

LOKAKARYA PERAN PEREMPUAN AKAR RUMPUT DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

Tanggal 3-7 Desember 2006 yang lalu, UPLINK (Urban Poor Linkage Indonesia) dan GROOTs (Grassroots Organizations Operating Together in Sisterhood) mengadakan sebuah pelatihan dengan tema “Peran Perempuan Akar Rumput dalam Penanganan Bencana” di Karang Tingal, Magelang. Tujuan dari pelatihan ini adalah penguatan pelatih-pelatih komunitas perempuan di daerah-daerah yang terkena bencana dan daerah-daerah yang berisiko terkena bencana. Dua puluh tujuh pemimpin-pemimpin komunitas (20 perempuan dan 7 pria) dari 14 simpul UPLINK ditambah empat peserta perempuan dari Turki, mengikuti pelatihan ini.

Pelatihan difasilitasi oleh tim fasilitasi dari GROOTs (Suranjana Gupta dan Sandy Schillen) dan KAIL (Intan Darmawati dan Any Sulistyowati). Pelatihan terdiri atas tiga bagian besar: (1) Berbagi pengalaman dari daerah-daerah yang terkena bencana, (2) Mengidentifikasi peran komunitas perempuan akar rumput dalam penanggulangan bencana, dan (3) Rencana Tindak Lanjut.

Ada tiga kali presentasi untuk bagian pertama yaitu dari Yogyakarta, Aceh dan Turki. Mereka membagikan pengalaman mereka menghadapi bencana dan juga strategi-strategi untuk menanggapi bencana. Banyak terdapat kesamaan dari ketiga kasus tersebut. Persamaannya terlihat pada pintu masuk untuk kegiatan praktis yang diterapkan, strategi-strategi untuk menggalang partisipasi dan juga tantangan-tantangan yang dihadapi.

Peserta mendapat kesempatan untuk mengunjungi langsung daerah-daerah yang terkena bencana. Mereka mengunjungi Kategan dan Manding, dua daerah di Bantul, Jogja yang mengalami kerusakan berat akibat gempa pada bulan Mei 2006. Beberapa pertukaran pengetahuan / pengalaman / ide dan dukungan langsung dengan komunitas yang terkena bencana sudah berlangsung di kesempatan kunjungan ini.

Bagian kedua dilakukan dalam dua kelompok kerja terpisah. Kelompok pertama terdiri dari kelompok yang pernah mengalami bencana besar seperti peserta dari Turki, Aceh dan Yogya, sementara kelompok yang kedua terdiri dari peserta dari daerah-daerah yang berisiko kena bencana. Mereka diberi beberapa pertanyaan yang berbeda, yang disesuaikan dengan kondisi dan latar belakang masyarakat mereka masing-masing. Dari proses bagian kedua ini dihasilkan beberapa data tentang potensi dari komunitas untuk kebutuhan pengetahuan komunitas dan kesempatan mengajar.

Bagian ketiga adalah membuat rencana kegiatan. Peserta dibagi ke dalam 5 kelompok: Yogya, Aceh, Turki, Kelompok Perempuan dan Anak serta Kelompok Manajemen Bencana. Tim Yogya muncul dengan dua jenis program pembelajaran: program untuk kepemimpinan perempuan seperti kemampuan berbicara di depan umum dan keterampilan fasilitasi, dan program yang bersifat teknis seperti Arpillera, pembuatan pupuk organik, pembangunan dan pengadaan dapur umum. Tim Aceh muncul dengan program-program yang bersifat teknis seperti arpillera, pembuatan pupuk organik, menghias payung, konstruksi rumah dan kesehatan alternatif. Tim Perempuan dan Anak muncul dengan dua jenis program: peningkatan keterampilan-keterampilan yang sudah diperoleh melalui jaringan UPLINK dan keterampilan-keterampilan yang ingin mereka dapatkan dari Tim Turki. Tim Manajemen Bencana muncul dengan tujuh usulan pelatihan, mulai dari keadaan tanggap darurat bencana, sampai ke strategi jangka panjang paska bencana. Tim Turki muncul dengan rencana membuat buku-buku panduan dan rencana pelatihan untuk remaja yang sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir ini.

Semua rencana tindak lanjut ini disatukan dengan keseluruhan rencana tahunan UPLINK yang akan dibicarakan pada pertemuan nasional mereka pada tanggal 8-14 Desember 2006. Pada kesempatan ini, KAIL juga terlibat dalam proses fasilitasinya.(Lola)

No comments:

Post a Comment