Sunday 11 February 2007

Pelatihan Pemetaan Kampung Belajar dari pengalaman UPC

Pengalaman baru, begitu bergabung dengan KAIL langsung diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan di UPC, salah satu mitra KAIL. Di UPC, kami (Desi dan Lola) mengikuti Pelatihan Pemetaan Kampung yang berlangsung pada bulan Januari 2007. Pelatihan ini tidak sekedar teori tetapi langsung dipraktekkan di tiga kampung UPC.

Kampung pertama adalah Kampung Kebon Tebu, Jakarta Utara. Pemetaan dilakukan pada hari Kamis tanggal 11 Januari 2007. Karena keawaman kami akan lokasi dan sarana transportasi yang menuju ke sana, kami terlambat sampai di lokasi. Oleh karena itu, kami tidak mengikuti pemberian materi tentang pemetaan tersebut. Namun, kami mendapat copian materinya. Kami langsung makan siang dan kemudian langsung masuk ke suatu kelompok untuk kemudian berkeliling kampung untuk melakukan ‘wawancara’ dengan warga kampung sebagai salah satu tahapan proses pemetaan kampung.

Setelah proses wawancara selesai, kami berkumpul kembali di rumah Pak RT dan mulai membuat peta kampung berdasarkan informasi yang kami peroleh dari wawancara dengan warga kampung sebelumnya. Hal menarik dari peta yang kami buat ini adalah, peta kami tidak hanya menampilkan lokasi suatu daerah, tapi kami memvisualisasikan semua yang kami lihat. Dalam artian, kami menggambarkan kondisi ril kampung yang kami lihat, kami gambarkan rumah, tanah kosong, got yang mampet, dll. Setelah itu, setiap kelompok mempresentasikan peta-peta yang mereka buat; apa yang ditemukan di kampung/masyarakat. Di Kebon Tebu, selain kemiskinan, permasalahan lain yang muncul adalah sampah yang menutupi got-got kampung, pendidikan yang rendah dan tidak diutamakan serta MCK/WC yang tidak memadai untuk masyarakat di kampung ini.

Kampung kedua adalah di Kamal Muara. Pemetaan dilakukan pada hari Sabtu tanggal 13 Januari 2007. Peserta pemetaan dibagi dalam beberapa kelompok untuk beberapa RT. Sebelum kami mewawancarai masyarakat, kami diberi dulu bekal materi oleh salah seorang CO UPC. Materi yang disampaikan beliau kali ini sedikit berbeda dengan apa yang diberikan di Kebun Tebu. Materi ini ada tambahan dan pengurangan sebagai bentuk penyempurnaan dan hasil evaluasi dari kegiatan pemetaan kampung sebelumnya.

Masyarakat di Kamal Muara adalah masyarakat korban penggusuran dari tempat lain. Rata-rata mata pencarian mereka adalah nelayan dan penduduk yang ada di sini juga kebanyakan berasal dari Bugis. Mereka bermukim di tempat ini sudah dari tahun 1998. Rumah mereka cukup luas dan berbentuk rumah panggung. Dari hasil pemetaan, terlihat permasalahan utama dari kampung ini adalah got yang mampet, pemukiman mereka terancam digusur dan ternak ikan mereka yang sudah digusur.

Kampung terakhir adalah Kampung Sawah. Pemetaan dilakukan pada hari Rabu tanggal 17 Januari 2007. Teknis pemetaan kali ini sedikit berbeda dengan pemetaan di kampung-kampung sebelumnya, sesuai dengan evaluasi-evaluasi yang telah diadakan pada pemetaan sebelumnya. Perbedaannya terutama pada teknis penyampaian materi (kepada peserta tidak dibagikan panduan terlebih dahulu), sedang proses pemetaannya sendiri tidak jauh berbeda.

Senang sekali mendapatkan kesempatan ini. Kami menjadi tahu masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang minim fasilitas. Di kesempatan ini kami bisa melihat bagaimana di kota metropolitan yang dipenuhi gedung bertingkat ada kehidupan yang benar-benar tidak terbayangkan sebelumnya, di mana ada masyarakat yang tidak punya kesempatan mendapat pendidikan, layanan kesehatan dan tempat tinggal yang layak. Oh, Tuhan! Ini kenyataan. (Desriani)

No comments:

Post a Comment